PALEMBANG, iNews.id - Adi Saputra (42) buronan pelaku penyiraman air keras saat perayaan Maulid Nabi pada September 2019 lalu tertangkap. Adi ditangkap anggota Polsek Ilir Timur II Palembang saat pulang karena rindu dengan anak dan istri.
Kapolsek Ilir Timur II Palembang, Kompol Fadilah Ermi mengatakan, Adi merupakan buronan polisi sejak akhir September 2019 silam dalam kasus penyiraman air keras.
Peristiwa penyiraman tersebut berawal saat tersangka bersama grup Sholawat Hadroh-nya tampil di acara peringatan Maulid Nabi di Jalan Dr M Isa, Kelurahan Kuto Batu, Kecamatan Ilir Timur III, Palembang.
"Saat sedang manggung bersama teman-temannya di acara keagamaan, tiba-tiba disebutkan ada seseorang yang melemparkan batu ke arah tersangka dan teman-temannya. Ternyata yang melempar batu itu adalah korban," ujar Fadilah, Selasa (20/9/2022).
Fadilah menjelaskan, korban yang saat itu sedang menyaksikan tersangka tampil di atas panggung dengan sengaja melemparkan batu. Korban mengaku tidak puas dengan penampilan tersangka dan teman-temannya yang dinilai jelek.
"Korban beralasan melemparkan batu ke arah Adi dan teman-temanya karena menilai penampilan mereka jelek," katanya.
Lemparan batu dari korban ternyata mengenai kepala salah satu teman tersangka. Melihat apa yang dilakukan Robby, membuat Adi tersulut emosi dan membalas melemparkan batu ke arahnya.
"Merasa belum puas, tersangka kemudian pulang ke rumah dan mengambil sebuah botol berisi air keras yang kemudian disiramkan ke wajah dan badan korban," kata Kapolsek.
Setelah menyiramkan air keras tersebut, kata Kapolsek, tersangka langsung melarikan diri. Sedangkan korban mengalami dampak akibat penyiraman air keras tersebut yakni kebutaan secara permanen.
"Dari pengakuan tersangka, dirinya kabur ke Jakarta. Setelah beberapa tahun, tersangka Adi pulang dan berhasil ditangkap," kata Fadilah.
Sementara tersangka Adi mengaku, dirinya nekat menyiram Robby dengan air keras karena tersulut emosi atas perilaku korban yang arogan. Apalagi mereka sedang tampil di acara keagamaan dan disaksikan banyak orang.
"Saya tidak kenal dengan korban dan tidak tahu apa alasannya secara tiba-tiba melempar kami dengan batu saat sedang tampil di acara Maulid Nabi. Saat itu suasananya sedang ramai," katanya.
Usai kejadian tersebut, kata Adi, dirinya langsung kabur ke Jakarta.Setelah beberapa tahun menjadi buronan, dirinya memutuskan untuk pulang ke Palembang karena rindu dengan anak dan istri. "Saya tidak tahu kalau korban mengalami kebutaan secara permanen. Saya sangat menyesal dan merasa benar-benar bersalah," ujarnya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait