PALEMBANG, iNews.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) membantah disebutkan pernah terlibat lebih jauh dalam program organisasi filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Tidak ada program MUI Sumsel yang menggandeng ACT.
Sekretaris MUI Sumsel, Atiek Farid mengatakan, bahwa semua bentuk kerja sama yang pernah terjalin dengan ACT hanyalah bersifat simbolis tanpa melibatkan program yang digagas MUI.
"Maaf, program MUI Sumsel tidak ada yang menggandeng ACT. Justru ACT minta kehadiran MUI setiap ada peluncuran bantuan," ujarnya, Rabu (6/7/2022).
Diketahui, MUI bersama ACT pernah meluncurkan Gerakan Nasional Sejahterakan Dai Indonesia pada pertengahan tahun 2021 lalu. Pada laman mui.or.id, program bersama ACT diadakan untuk membantu para D'ai yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
Ayiek juga mengakui, bahwa selama ini pihaknya sering diundang dalam kegiatan ACT. Terakhir, ada dua program ACT di Palembang yang mengundang petinggi MUI Sumsel untuk memberi bantuan secara simbolis ke masyarakat. MUI Sumsel menganggap keterlibatan mereka hanya sebagai bentuk partisipasi lembaga agama.
"Saat itu ada pemberian bantuan beras untuk orang tidak mampu di halaman Masjid Agung Palembang. Bahkan pernah diminta kehadirannya di Griya Agung saat pelepasan bantuan bencana di Sumatra Barat. MUI diminta doa dan menyerahkan secara simbolis, itu saja," katanya.
Dirinya berharap lembaga filantropi sejenis ACT bisa lebih terbuka dalam masalah keuangan. Hal ini menyangkut kepercayaan dari dana umat yang dikelola.
"Sedekah atau sumbangan siapa pun pengelolanya harus dilakukan dengan penuh keterbukaan dan transparansi, sehingga akan membangun kepercayaan umat dan menghindari penyimpangan," ujarnya.
Ayiek menambahkan, prinsip keterbukaan ini bisa diwujudkan dari lembaga sejenis ACT dengan menerbitkan rekening laporan koran yang dimuat di berbagai media massa.
"Atau sekurangnya setiap tahun ada akuntansi publik yang mengaudit perjalanan bantuan tersebut," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait