PORTO, iNews.id – Chelsea wajib ekstra hati - hati menghadapi Manchester City pada laga puncak Liga Champion 2020-2021, di Stadion do Dragao, Porto, Portugal, Minggu (30/5/2021), dini hari WIB. Manchester City punya Guardiola yang punya catatan bagus di saat bertanding di laga final.
Menurut Whoscored, sejak melatih profesional pada musim 2008-2009, Guardiola 12 kali berlaga di final dengan catatan 11 kemenangan dan satu kekalahan.
Catatan itu menunjukkan, bahwa Guardiola hampir selalu membawa timnya juara jika telah mencapai final. Catatan itu menguntungkan Man City yang merupakan anak kemarin sore di final Liga Champions.
Sekadar informasi, ini merupakan final Liga Champions dalam sejarah Man City. Pengalaman The Citizens -julukan Man City- kalah dari lawan mereka, Chelsea.
The Blues -julukan Chelsea- dua kali tampil di final Liga Champions yang berakhir dengan hasil berbeda. Chelsea kalah dari Manchester United dalam adu penalti pada musim 2007-2008 dan menang atas Bayern Munich selang empat musim setelahnya.
Chelsea punya satu trofi Liga Champions di lemarinya, sedangkan Man City tidak sama sekali. Itu menjadi pembeda di antara kedua finalis Liga Champions musim ini.
Namun, rekor apik Guardiola di final cukup menguntungkan Man City. Selain itu, secara kualitas, Man City pun sedikit berada di atas Chelsea.
Man City adalah juara Liga Champions dan Piala Liga Inggris musim ini, sedangkan Chelsea nihil gelar di kompetisi domestik. Liga Champions adalah satu-satunya kompetisi yang mungkin Chelsea juarai pada musim ini.
Jika Man City bisa mengalahkan Chelsea, Guardiola akhirnya mematahkan tren buruknya di Liga Champions yang tidak bisa juara tanpa Lionel Messi. Sekadar informasi, Guardiola sudah dua kali menjuarai Liga Champions (2008-2009 dan 2010-2011), tetapi itu dilakukan bersama Barcelona dan Messi.
Sementara itu, kemenangan atas Chelsea akan menghadirkan sejarah baru bagi Man City. The Citizens akan menjadi tim ke-23 yang menjuarai kompetisi terelite di Benua Biru itu.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait