Bukit Siguntang Palembang, tempat suci pada masa Kerajaan Sriwijaya dan tempat makam para keturunan raja. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Kehidupan beragama Kerajaan Sriwijaya umumnya diketahui sebagai pusat penyebaran agama Budha. Namun sebagai kerajaan besar dan berhubungan dengan kerajaan lain, dimungkinkan agama lain seperti Hindu, Tantris bahkan Islam.

Kerajaan Sriwijaya ini dikenal sebagai kerajaan bahari, dan dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Buddha dan pengajaran bahasa Sansekerta. 

Selain menjadi pusat kekuasaan yang besar, Sriwijaya juga menjadi pusat kebudayaan, peradaban, dan pusat ilmu pengetahuan agama Buddha. 

Ingin tahu lebih jelas mengenai kehidupan beragama Kerajaan Sriwijaya? Berikut ulasannya:

Kerajaan Sriwijaya sebagai Pusat Penyebaran Agama Buddha 

Sejak abad ke-7, Sriwijaya sudah dikenal sebagai pusat penyebaran agama Buddha di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut berdasarkan catatan I-Tsing, yang menjadi catatan tertua tentang Sriwijaya. 

I-Tsing adalah biksu dari China yang dikenal sebagai seorang penjelajah tertua tentang Sriwijaya. 

Kunjungan pertama I-Tsing adalah pada 671-672 Masehi yang menghabiskan waktu selama enam bulan di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta dan Melayu. 

Setelah itu, I-Tsing melanjutkan perjalanan ke Nalanda di India, pusat pengajaran agama Buddha yang terbesar pada waktu itu. Namun, dari beberapa sumber Tiongkok menyebutkan bahwa di Sriwijaya terdapat suatu perguruan tinggi Buddha yang baik.

Lalu pada 687 Masehi, I-Tsing kembali singgah di Kerajaan Sriwijaya ketika akan kembali ke China. 

Pada 689 Masehi, I-Tsing sempat kembali ke China untuk mendapatkan tinta dan kertas yang belum dimiliki Sriwijaya. 

Di dalam agama Buddha terdapat bermacam-macam mazhab, antara lain yaitu Mahayana dan Hinayana. Sumber tertulis dari arca-arca ditemukan mengindikasikan bahwa agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya bermazhab Mahayana. 

Tetapi, para biksu Buddha yang mempelajari agama Buddha di Sriwijaya bukan hanya mempelajari agama Buddha saja, tetapi juga mempelajari agama Buddha dari mazhab lainnya. 

Dikenalnya Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha tidak lain adalah peranan dari Dharmakti, seorang biksu Buddha yang pengetahuannya cukup luas. Ia adalah seorang biksu tertinggi di Sriwijaya yang menyusun kritik atas kitab Abhisamayalamkara. 

Kehidupan keagamaan pada masyarakat Sriwijaya bukan hanya agama Buddha Mahayana saja, terdapat agama lain yang juga memiliki kesempatan untuk berkembang. Bukti-bukti arkeologisnya berupa arca batu yang mewakili agama Hindu dan Tantris yang juga ditemukan di wilayah Kedatuan Sriwijaya. 

Terdapat sebuah berita Arab yang menyebutkan adanya surat menyurat antara Maharaja Sriwijaya dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dalam surat tersebut menyebutkan permintaan kepada Khalifah untuk mengirimkan mubaligh ke Sriwijaya. 

Peran Sriwijaya dalam Penyebaran Agama Buddha 

Peranan pemerintahan Kerajaan Sriwijaya dalam pembinaan kehidupan umat beragama sangat tinggi. Raja-raja yang terdapat di Kerajaan Sriwijaya juga selalu tampil sebagai pelindung agama Buddha. 

Hal tersebut tertulis pada Prasasti Nalanda, yang menjadi bukti bahwa Raja Sriwijaya menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pengajaran serta pendidikan agama Buddha, dan mendukung rakyatnya untuk belajar hingga ke luar negeri. 

Prasasti Nalanda juga menyebutkan bahwa lima desa di Kalkutta, India, dibebaskan dari pajak untuk keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya. 

Adapun setelah kembali dari India, para pelajar tersebut akan meneruskan ilmunya dengan mendirikan pusat pendidikan dan pengajaran agama Buddha di Sriwijaya. 

Itu dia penjelasan singkat mengenai kehidupan beragama di Kerajaan Sriwijaya yang menarik untuk diketahui.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network