PALEMBANG, iNews.id - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbudristek menggelar pameran Sriwijaya di Tokyo, Jepang. Pameran bertajuk Trail of Buddhist Civilization, Tracing Ancient Empire of Sriwijaya in Indonesia itu berlangsung di KBRI Tokyo dari 12-21 Desember 2023.
Kegiatan ini, menandai sebuah langkah signifikan dalam menjembatani sejarah Buddhisme antara Indonesia dengan Jepang. Pameran tersebut terselenggara berkat kolaborasi antara KBRI Tokyo dan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek.
Pameran dibuka oleh Duta Besar (Dubes) Heri Akhmadi. Hadir dalam acara itu, Atdikbud KBRI Tokyo Yusli Wardiatno, cendekiawan dari Waseda University, dan pengunjung.
Dubes Heri Akhmadi mengatakan, pengenalan sejarah Indonesia, seperti Sriwijaya, bagi warga Indonesia dan internasional, sangat penting. "Memahami sejarah kita merupakan langkah penting untuk menghargai identitas dan kekayaan budaya bangsa. Ini juga penting untuk memperkuat pemahaman dan hubungan antara Indonesia dan negara lain, termasuk Jepang," kata Dubes RI untuk Jepang.
Heri Akhmadi menyatakan, ke depan, akan digelar pameran serupa yang mengangkat sejarah penting lain, seperti Majapahit, untuk memberikan wawasan lebih luas.
Ketua Tim Pameran Sriwijaya Gatot Ghautama mengatakan, tujuan pameran Sriwijaya adalah mengenalkan Kerajaan Sriwijaya kepada masyarakat Jepang dan mengeksplorasi hubungan Buddhisme antara kedua negara dari abad ke-7 hingga ke-13.
"Pameran ini, menampilkan peta sejarah penyebaran Buddhisme di Asia, foto-foto situs Muaro Jambi, dan kain Shibori, yang diyakini asal batik," kata Gatot Ghautama.
Gatot berharap pameran ini memicu minat masyarakat Jepang akan budaya Indonesia, serta memulai kerja sama penelitian antara Indonesia dan Jepang, khususnya di situs Muara Jambi.
Sementara itu, Atdikbud KBRI Tokyo Yusli Wardiatno mengatakan, format pameran semacam ini dapat menjadi alternatif bagus dalam promosi budaya melalui program Rumah Budaya Indonesia.
“Interaksi pengunjung dengan para staf yang ditunjuk Ditjen Kebudayaan saat pameran dapat menjadi metode baik untuk pengenalan sejarah yang digelar melalui tampilan foto,” kata Atdikbud KBRI Tokyo.
Setelah acara pembukaan diselenggarakan ceramah yang menampilkan pembicara Supratikno Rahardjo dan Ninny Susanti, membahas tentang Perkembangan Buddhisme di Asia pada Masa Sriwijaya dan Sriwijaya: Air, Politik, Budaya, dan Ekonomi.
Ceramah yang digelar secara daring dan luring ini mengundang antusiasme peserta yang hadir dengan berbagai pertanyaan menarik.
Pameran ini juga menandai peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia, sekaligus menjadi ajang promosi warisan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, berharap kerja sama ini akan meningkatkan promosi budaya Indonesia di Jepang.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait