PALEMBANG, iNews.id - Kabar baik untuk pelaku usaha kecil di Sumatera Selatan (Sumsel). Alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2022 naik signifikan dari sebelumnya Rp4,4 triliun menjadi Rp8 triliun.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VII Sumatera Bagian Selatan Untung Nugroho mengatakan alokasi KUR itu meningkat signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp4,4 triliun.
“Penambahan porsi KUR ini tak lain untuk mendorong kewirausahaan di Sumsel,” ujarnya, Selasa (25/1/2022).
Sejauh ini pemerintah menilai kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumsel cenderung meningkat walau dihadapkan pada pandemi Covid-19.
Kondisi ini membuat alokasi KUR senilai Rp4,4 triliun pada 2021 terserap optimal dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di bawah 1,0 persen.
Hal ini juga yang melatari pemerintah untuk menambah alokasi KUR ke Sumsel dengan ketentuan bunga rendah 6 persen dan syarat peminjam harus memiliki usaha.
Dana yang bersumber dari APBN ini diharapkan terserap lebih baik pada 2022 karena sejatinya nilai Rp8 triliun ini masih tergolong rendah jika dibandingkan daerah di Jawa.
“Selama ini KUR banyak terserap di Jawa, rata-rata tiap daerah sampai Rp50 triliun, kalo bisa Sumsel di atas Rp10 triliun pada tahun-tahun mendatang,” kata dia.
Sejauh ini, terdapat dua sektor di Sumsel yang paling banyak dibiayai oleh KUR yakni perdagangan dan pertanian.
Bank Pembangunan Daerah PT Bank Sumsel Babel meminta diberikan alokasi dana senilai Rp2 triliun pada 2022 untuk penyaluran KUR guna merespons tingginya minat masyarakat mendapatkan pinjaman modal dengan bunga rendah.
Direktur Utama PT BSB Achmad Syamsudin mengatakan perusahaannya merujuk pada performa pada 2021 yakni mampu merealisasikan KUR senilai Rp1 triliun.
“Jika dikasih (target KUR,red) Rp1,5 triliun atau Rp2 triliun, kami akan ambil,” ujar dia.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait