Intensitas hujan di Sumsel meningkat yang mengharuskan tindakan kesiagaan menghadapi bencana banjir dan tanah longsor. (Foto: Ist)

PALEMBANG, iNews.id - Stasiun Klimatologi dan Geofisika Kelas 1 Palembang mengingatkan Sumsel harus mulai siaga menghadapi ancaman bencana alam hidrometeorologi sampai triwulan 2022 mendatang. Ancaman bencana karena peningkatan intensitas hujan merata di Bumi Sriwijaya.

Kepala Stasiun Klimatologi dan Geofisika Kelas 1 Palembang Wandayantolis mengatakan, merujuk pada hasil pengamatan cuaca sebagian besar daerah di Sumatera Selatan diprakirakan mengalami peningkatan intensitas curah hujan dengan skala tinggi 200-400 mm. Di mulai pada peralihan musim pada pertengahan September – Oktober 2021 sampai dengan akhir triwulan pertama 2022.

“Puncak musim hujan di triwulan pertama 2022 (Januari, Februari, Maret) dengan skala tinggi 400 mm per bulan atau mungkin bisa selama 15 hari saja,” katanya, Senin (13/9/2021).

Atas kondisi tersebut, ancaman bencana alam hidrometerologi seperti angin puting beliung, tanah longsor, banjir bandang dan sebagainya kemungkinan basar akan terjadi khususnya di daerah pesisir dan atau dataran tinggi.

“Walaupun puncaknya tahun depan tapi kesiapsiagaan bencana hidrometerorologi ini paling telat November sudah mulai bergerak untuk antisipasi dampak minor musim penghujan,” ujarnya.

Kondisi yang dialami oleh sebagian besar daerah di Indonesia Bagian Barat itu disebabkan oleh terjadinya dinamika atmosfer seperti, peningkatan suhu muka laut di perairan barat Sumatra dan Maden-Julian Oscillation yang aktif di fase dua dan tiga.

Bahkan khusus untuk Sumsel, fenomena itu menyebabkan peningkatan intensitas hujan yang terjadi satu dasarian lebih cepat dari prakiraan pada Oktober sekarang pertengahan September yang notabene masih musim kering sudah hujan di sebagian besar daerah.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan Iriansyah, mengatakan, setiap daerah berpotensi mengalami bencana khususnya banjir, namun ada daerah-daerah rawan bencana sudah terpetakan.

Hal itu meliputi daerah dengan topografi pesisir dan dataran tinggi seperti Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu Timur, Penukal Abab Lematang Ilir, Lahat Tanjung Sakti Pumi, Pagaralam dan Empat Lawang Pendopo litang, Banyuasin.

Seiring meningkatnya intensitas curah hujan dan potensi bencana alam yang ada, pihaknya sudah melakukan koordinasi ke setiap badan kedaruratan ataupun pihak terkait di setiap kabupaten kota untuk melakukan mitigasi bencana baik dalam upaya sosialisasi ataupun tindakan kesiapsiagaan.

“Bencana ini adalah urusan bersama, kesiapsiagaan tetap kami lakukan dengan menjaga sistem komunikasi dan koordinasi bersama semua pihak termasuk masyarakat,” ujarnya.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network