MURATARA, iNews.id - Bakal calon Wakil Bupati Muratara Innayatullah menjadi korban berita bohong atau hoax. Dia diserang lewat media sosial dengan menampilkan foto dirinya sedang berduaan dengan seorang wanita di dalam mobil.
Serangan hoax itu terjadi jelang Pilkada serentak 2020. Tak bisa dipungkiri, dalam Pilkada banyak diwarnai munculnya akun medsos bodong atau siluman untuk kepentingan salah satu calon kepala daerah yang diusung.
Juru Bicara HDS-TULLAH Hadye Yatullah mengatakan, foto itu merupakan foto hasil editan. Foto asli yang digunakan untuk mengedit itu pertama kali diambil pada bulan Februari di Jakarta. Saat itu dirinya bersama dengan Ustaz Innayatullah satu mobil.
"Saat diperjalanan menjemput rekomendasi ke DPP PDI Perjuangan saya mengambil foto berdua bersama ustaz di mobil menggunakan ponsel," kata dia..
Praktisi teknologi dan informasi Silampari Rudy S membenarkan jika foto itu merupakan foto editan. Hal itu bisa dilihat dari posting foto pribadi yang asli ke media sosial di akun Facebook atas nama Hadye Yatullah.
"Sehingga orang tahu foto aslinya begini, dan membuktikan ada orang lain yang mengedit," kata Rudy, Minggu (20/9/2020).
Rudy menambahkan, tidak harus melihatnya melalui ilmu digital forensik, foto tersebut sudah dapat diketahui palsu dan Hoax. Selain itu, foto tersebut bisa dilacak dan diketahui kapan dieditnya, siapa pelakunya. Tentu jika ketahuan siap-siap hal tersebut bisa dilaporkan ke pihak berwajib berdasarkan Undang-undang ITE.
"Metode yang dilakukan adalah melakukan strategi teknik dengan pencarian sumber aslinya, berupa asli foto ada di mana, pengirim asli foto itu di mana dan siapa. Dapat dilakukan analisa secara ilmiah dan bisa disimpulkan dan dipertanggungjawabkan," katanya.
Selain itu, mudah menelusuri pelaku pengirim foto tersebut karena hanya dikirim oleh satu sumber.
"Kasus ini simpel, apalagi sumbernya cuma satu, jadi sebenarnya simpel melacaknya," katanya.
Dengan kecanggihan teknologi, Rudy mengakui dua foto yang berbeda bisa tampak asli dengan teknik Aplikasi pengolahan gambar seperti Photoshop, corel draw dan cropping yang halus, atau mungkin pengolahan gambar lainnya.
Dia berpesan kepada masyarakat jangan mudah tertipu sebab itu pembodohan publik.
"Politik itu adalah insting, wajar saja kalau orang menggunakan cara tidak bijak untuk menjatuhkan lawan politiknya," katanya.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait