PALEMBANG, iNews.id - Dinas Pertanian, Hortikultura dan Tanaman Pangan Sumsel menyebut harga gabah di tingkat petani cukup tinggi, sekitar Rp5.200 hingga Rp6.000 per kg. Harga tingkat petani lebih tinggi dari pembelian pemerintah Rp4.200 per kg, karena belum semua daerah panen dan banyak pelaku usaha yang membeli gabah.
Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Tanaman Pangan Provinsi Sumsel, RB Pramono mengatakan, harga gabah tingkat petani tinggi dipengaruhi banyaknya pelaku usaha dari luar Sumsel yang membeli gabah di sejumlah sentra produksi gabah Sumsel. "Tingginya harga gabah karena pelaku usaha dari luar Sumsel, seperti dari Lampung hingga pulau Jawa datang untuk membeli gabah," ujarnya, Kamis (23/2/2023).
Selain itu, tingginya harga gabah di Sumsel juga dipengaruhi belum dilakukannya penyerapan oleh Bulog lantaran harga di tingkat petani masih di atas angka pembelian pemerintah. "Harga pembelian pemerintah Rp4.200 per kg, sementara harga di petani saat ini masih berkisar Rp5.000 hingga Rp5.250 per kg," katanya.
Sebelumnya, petani di Banyuasi mengeluhkan harga gabah kering petani turun di saat memasuki musim panen. Harga gabah kering panen di tingkat petani di Kabupaten Banyuasin turun. Penuruan harga gabah mencapai 25 persen, membuat petani resah dan merugi.
Harga gabah yang sebelumnya mencapai Rp5.400 per kg turun menjadi Rp4.250 per kg. "Kami resah, memasuki awal musim panen ini dapat edaran melalui pesan singkat WhatsApp yang menginformasikan penyesusian harga," ucap Sugeng, salah seorang petani di Desa Mukti Jaya, Selasa (21/2/2023).
Dalam pesan tersebut tertulis, sesuai peraturan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional mengacu harga yang sudah ditentukan, maka melakukan penyesusian harga sampai tanggal 27 Februari dengan harga Rp4.659 per kg-nya.
Penurunan harga jual gabah ini membuat petani kecewa dengan kebijakan pemerintah. Di saat panen raya, justru petani harus menelan pil pahit harga jual yang diturunkan.
"Dengan kondisi ini harga jual di tingkat petani Rp4.250 per kg, gabah kering di tingkat penggilingan Rp5.200 per kg dan beras medium di Gudang Bulog dihargai Rp8.300 per kg," katanya.
Dengan kondisi ini, petani merugi puluhan juta karena sarana produksi (saprodi) pertanian mulai dari pupuk, pestisida dan lain naik. "Petani tentu berharapap pemerintah mempertimbangkan ulang penyesuaian harga pada tingkat petani dan lebih memperhatikan petani," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait