Ahli tuding India bohong soal jumlah kematian akibat Covid-19. (Foto: Ist)

NEW DELHI, iNews.id – Tingkat kematian terkait Covid-19 di India yang disebutkan telah melebihi 200.000 jiwa tidak mencerminkan fakta. Para ahli menilai jumlah kematian sebenarnya tidak terdata dan diungkapkan.

"Orang-orang yang bisa diselamatkan sekarat sekarang," kata Gautam Menon, seorang profesor fisika dan biologi di Ashoka University seperti dikutip dari AP, Jumat (30/4/2021).

Menon mengatakan telah ada "undercounting serius" terkait jumlah kematian di banyak wilayah di negara itu. Misalnya, di Negara Bagian Telangana Selatan, dokter dan aktivis meributkan jumlah kematian resmi. Pada 23 April, negara mengatakan 33 orang meninggal karena Covid-19. Tetapi, sehari sebelumnya, antara 80 hingga 100 orang tewas hanya di dua rumah sakit di Ibu Kota negara bagian Hyderabad.

New Delhi secara resmi mencatat 4.000 kematian akibat Covid-19 pada 31 Agustus, tetapi ini tidak termasuk dugaan kematian, menurut data yang diakses oleh AP di bawah permintaan hak atas informasi. Kematian telah meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari 14.500 orang. Pejabat tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah kematian yang dicurigai sekarang dimasukkan.

Ini menjadi perhatian bagi dokter selama berbulan-bulan. Asosiasi Medis India pada bulan Februari mengatakan 734 dokter meninggal karena Covid-19 sejak pandemi dimulai. Beberapa hari kemudian, Kementerian Kesehatan India menaruh jumlahnya pada angka 313. "Ini kriminal," kata Dr. Harjit Singh Bhatti, presiden Forum Progressive Medicos dan Ilmuwan.

"Pemerintah berbohong tentang kematian pekerja kesehatan terlebih dahulu, dan sekarang mereka berbohong tentang kematian warga negara biasa," katanya.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network