PALEMBANG, iNews.id - Sekitar 50 persen dari total 8.600 koperasi di Sumatera Selatan terdata tidak aktif. Buruknya tata kelola dan lemahnya sumber daya manusia menjadi pemicu utama koperasi tersebut berhenti.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumatera Selatan (Sumsel) Amiruddin mengatakan, sebagian besar koperasi itu sudah tak menjalankan usaha mereka karena ketidakaktifan pengurus dan anggota sehingga berujung pada terhentinya sumber pendanaan.
Kondisi ini disayangkan, karena tujuan dari pendirian koperasi itu sangat mulia yakni menyejahterakan anggota dengan dana yang dikelola dan dimiliki bersama. Koperasi umumnya menghimpun dana dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.
“Umumnya setelah kepercayaan anggota luntur terhadap pengurus, di sinilah menjadi penyebab koperasi itu mati,” katanya, Selasa (1/3/2022).
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan banyaknya koperasi yang tak aktif ini sungguh disayangkan karena lembaga ini diyakini merupakan pilar perekonomian. Namun, lanjut dia, fakta-fakta yang terjadi membuat masyarakat enggan bergabung atau mendirikan koperasi lantaran sistem yang sudah baik itu kerap disalahgunakan oleh oknum.
“Gabung koperasi itu berat, karena yang punya banyak. Namun setelah dijalankan, ujung-ujungnya ada pemilik tunggal. Ini yang membuat masyarakat malas,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, tata kelola koperasi ini dianggap belum profesional seperti di lembaga keuangan masih tergolong lambat dan belum modern (digitalisasi). “Ini harus didobrak, bagaimana caranya agar masyarakat kembali percaya pada koperasi,” ujar dia.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait